Senin, 21 Mei 2012


OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK  (OMSK)
A.    PENGERTIAN
OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau berupa nanah (Sjamsuhidajat,2007).
OMSK dibagi menjadi 2 tipe :
1.      OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.
2.      OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)
OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak pada marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma dengan perforasi subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul pada OMSK tipe maligna.

B.     ETIOLOGI
Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis  :
1.      Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
a.       Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
b.      Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total
2.      Perforasi membran timpani yang menetap
3.      Terjadinya metaplasia skuamosa/perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah.
4.      Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi (timpanosklerosis).

5.      Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.
6.      Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

C.     PATOFISIOLOGI
Otitis media cronis bisa kambuh setelah infeksi tenggorokan dan hidung (misalnya pilek) atau karena telinga kemasukan air ketika mandi atau berenang. Penyebabnya biasanya adalah bakteri. Dari telinga keluar nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri. Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol yang disebut polip, yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar. Infeksi yang menetap juga bisa menyebabkan kerusakan pada tulang-tulang pendengaran (tulang-tulang kecil di telinga tengah yang mengantarkan suara dari telinga luar ke telinga dalam) sehingga terjadi tuli konduktif. Perforasi marginal (lubang terdapat di pinggiran gendang telinga). Bisa terjadi tuli konduktif dan keluarnya nanah dari telinga. OMC dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa dan maligna atau tipe tulang. Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif dikenal tipe aktif dan tipe tenang. Pada Otitis media chronis  benigna peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak mengenal tulang  Perforasi terletak disentral. Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom OMC tipe maligna disertai dengan kolesteatom. Perforasi terletak marginal, subtotal
atau di atik. Sering menimbulkan komplikasi atau fatal

D.    MANIFESTASI KLINIS
1.      Perforasi pada marginal atau pada atik.
2.      Abses atau kiste retroaurikuler (belakang telinga)
3.      Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang verasal dari dalam telinga tengah.
4.      Terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum).
5.      Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom)
6.      Terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid
7.      .Demam
8.        Nyeri retroorbita pada sisi telinga yang terinfeksi
9.        Nistagmus dan vertigo
10.   Paralisis fasial pada sisi telinga yang terinfeksi
11.    Nyeri kepala dengan atau tanpa letegia.
12.    Papil edema
13.   Meningismus

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium.
2.       pemeriksaan Diagnostik
a)      Tes Audiometri : AC menurun
b)      X ray : terhadap kondisi patologi
                              Misal : Cholesteatoma, kekaburan mastoid.
3.      Pemeriksaan pendengaran
4.      Tes suara bisikan
5.       Tes garputala

F.      KOMPLIKASI
Komplikasi OMSK diklasaifikasikan sebagai berikut :
1.      Komplikasi di telinga tengah :
a.       Perforasi persisten
b.      Erosi tulang pendengaran
c.       Paralisis nervus fasial
2.      Komplikasi di telinga dalam :
a.       Fistel labirin
b.      Labirinitis supuratif
c.       Tuli saraf
3.      Komplikasi di ekstrasdural :
a.       Abses ekstradural
b.      Trombosis sinus lateralis
c.       Petrositis
4.      Komplikasi ke susunan saraf pusat :
a.       Meningitis
b.      Abses otak
c.       Hidrosefalus otitis

G.    PENATALAKSANAAN
Terapi OMSK memerlukan waktu lama serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak langsung cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan :
1.      Adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.
2.      Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.
3.      Sudah terbentuk jaringan patologi yang irreversibel dalam rongga mastoid.
4.      Gizi dan higiene yang kurang.
1.      Prinsip Terapi OMSK berdasarkan  tipe:
a.       Tipe Benigna
Ialah dengan konservatif atau medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberi obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3 – 5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.
Bila sekret sudah kering tetapi perforasi masih ada, setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat serta memperbaiki pendengaran
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu dilakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tensilektomi.
b.      Prinsip Terapi OMSK tipe Maligna
Ialah pembedahan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses sub periosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum dilakukan mastoidektomi.
2.      Jenis Pembedahan Pada OMSK
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain :
a.       Mastoidektomi Sederhana.
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang pada pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
b.      Mastiodektomi Radikal.
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi nin adalah untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intra kranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan renang seumur hidup, pasien harus kontrol teratur, pendengaran berkurang sekali. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat meatal / plasti yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi yaitu meatus luar liang telinga menjadi lebar.
c.       Mastiodektomi Radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan, dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah, untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
d.      Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi ini ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
e.       Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini, selain rekonstruksi membran timpani juga dilakukan rekonstruksi tulang pendengaran (timpanoplasti tipe II, II, IV, V sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang, operasi ini terpaksa dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6 –12 bulan
f.       Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)
Merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe maligna atau benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastiodektomi radikal. Membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani, dikerjakan melalui 2 jalan (combined Approach) yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior.

H.    PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.      Identitas klien
2.      Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh adanya nyeri hebat, apalagi jika daun telinga disentuh. Adanya sekret yang keluar dari telinga, kadang-kadang disertai bau yang tidak sedap. Terjadi pembengkakan pada liang telinga. Terjadi gangguan pendengaran dan kadang-kadang disertai demam. Telinga juga terasa gatal.
3.       Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
4.      Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini ?, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang ?, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga sehingga terjadi trauma ?, apakah klien sering berenang ?, Apakah klien saat dilahirkan cukup bulan, BBLR, apakah ibu saat hamil mengalami infeksi, dll.
5.      Riwayat penyakit keluarga
6.      Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
 PEMERIKSAAN FISIK
a.       Inspeksi
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
b.      Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.

 DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
a.        Data subjektif
-          Klien mengeluh pendengarannya berkurang, sering keluar sekret yang berbau.
-          Klien mengeluh telinganya sakit/nyeri atau terasa gatal.
-          Klien mengatakan terjadi trauma pada telinganya (karena jatuh, berolahraga, dll).
-          Klien sering berenang dan mengorek telinganya.
b.      Data objektif
-          Klien berespons kesakitan saat daun telinganya disentuh.
-           Klien tampak menggaruk-garuk telinganya atau meringis kesakitan.
-          Klien sering mendekatkan telinganya kepada perawat saat perawat berbicara.
-          Tampak sekret yang berbau.
-           Adanya benjolan atau furunkel pada telinga atau filamen jamur yang berwarna keputih-putihan.
-          Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.

I.       MASALAH KEPERAWATAN
1.      Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
2.       Gangguan sensori / presepsi berhubungan dengan kerusakan pada telinga tenga
3.       Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
4.       Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
5.       Resiko tinggi trauma berhubungan dengan gangguan presepsi pendengaran
6.      Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan