Sabtu, 06 Juli 2013

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

A. PENGERTIAN OBAT

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.

Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya: nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.

Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas

B. REAKSI OBAT

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.
Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu :

1. Absorbs obat
2. Distribusi obat
3. Metabolisme obat
4. Eksresi sisa

Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping.efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif ( memiliki efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.

C. PERSIAPANN PEMBERIAN OBAT
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :
1. Tepat Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.

2. Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harusdiperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepaad pasien.

3. Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien.

4. Tepat cara pemberian obat

5. Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang dprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

6. Tepat pendokumentasian

D. PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Dosis pada Bayi dan Anak Balita
Pembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2 standar, yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan.
1. Young
Da = n/ n +12 X Dd (mg) tidak untuk anak > 12 tahun

2. Dilling
Da = n / 20 + Dd ( mg )

3. Gaubius
Da = 1/12 + Dd ( mg ) ( untuk anak sampai umur 1 tahun )
Da = 1/8 + Dd ( mg ) ( untuk anak 1-2 tahun )
Da = 1/6 + Dd ( mg ) ( untuk anak 2-3 tahun )
Da = 1/ 4 + Dd ( mg ) ( untuk anak 3-4 tahun )
Da = 1/3 + Dd ( mg ) ( untuk anak 4 – 7 tahun )

4. Fried
Da = m/150 x Dd ( mg )
5. Sagel
Da = (13 w + 15)/100 + Dd ( mg ) ( umur 0 – 20 minggu )
Da = ( 8w + 7)/100 + Dd ( mg ) ( umur 20 – 52 minggu )
Da = ( 3w+ 12)/100 + Dd ( mg ) ( umur 1-9 minggu )

6. Clark
Da = w anak/ w dewasa x Dd

7. Berdasarkan area permukaan tubuh :
Dosis anak = area permukaan tubuh anak/ 1,7 mm2 X dosis dewasa normal

E. TEKNIK PEMBERIAN OBAT
1. Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Alat dan bahan :
1. Daftar buku obat
2. Obat dan tempatnya
3. Air minum ditempatnya

Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
4. Bantu untuk meminumnya:
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman
c. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat
6. Cuci tangan


2. Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
Alat dan bahan:
1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc / spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Jarum cadangan

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prsedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan keataskan
4. Pasang perlak atau pengalas ibawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan aquades ( cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau injeksi.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan
7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan kulit.
9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
11. Catat reaksi pemberian
12. Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan jnis obat.


3. Pemberian Obat via Jaringan Subkutan
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ). Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat ( insulin regular ) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
Alat dan bahan :
1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya

Prosedur Kerja:
Cuci tangan
  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  2. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan
  3. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
  4. Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan setelah itu tempatka pada bak injeksi.
  5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan
  6. Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan)
  7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.
  8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.
  9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan kedalam bengkok.
  10. Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan jenis obat.
  11. Cuci tangan

4. Pemberian Obat Intravena Langsung
Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala ), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Alat dan bahan :
  1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
  2. Obat dalam tempatnya
  3. Spuit 1 cc / spuit insulin
  4. Kapas alcohol dalam tempatnya
  5. Cairan pelarut
  6. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
  7. Bengkok
  8. Perlak dan alasnya
  9. Karet pembendung
Prosedur Kerja:
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan
  4. Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang akan disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan dengna larutan pelarut ( aquades)
  5. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik
  6. Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
  7. Desinfeksi dengan kapas alcohol
  8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet ) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan / minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan
  9. Ambil spuit yang berisi obat
  10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah
  11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis
  12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
  13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
  14. Cuci tangan.

5. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah )
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Alat dan bahan :
  1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
  2. Obat dalam tempatnya
  3. Wadah cairan ( kantong / botol )
  4. Kapas alcohol dalam tempatnya
Prosedur Kerja :
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan
  4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
  5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
  6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan.
  7. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
  8. Periksa kecepatan infus.
  9. Cuci tangan
  10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pmberian obat
6. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
Alat dan bahan :
  1. Spuit dan jarum sesuai ukuran
  2. Obat dalam tempatnya
  3. Selang intravena
  4. Kapas alcohol
Prosedur Kerja:
  1. Cuci tangan
  2. Jelakan prosedur yang akan dilakukan
  3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
  4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
  5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
  6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena.
  7. Setelah selesai tarik spuit.
  8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
  9. Cuci tangan
  10. Catat obat yang elah diberikan dan dosisnya

7. Pemberian Obat per Intramuskuler
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha ( vastus lateralis ), ventrogluteal ( dengan posisi berbaring ), dorsogluteal ( posisi tengkurap ), atau lengan atas ( deltoid). Tujuannya agar absorbs lebih cepat.
Alat dan bahan :
  1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat
  2. Obat dalam tempatnya
  3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang 2,5-3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm.
  4. Kapas alcohol dalam tempatnya
  5. Cairan pelarut
  6. Bak injeksi
  7. Bengkok
Prosedur Kerja:
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  3. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada bak injeksi
  4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan ( lihat lokasi penyuntikan ).
  5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
  6. Lakukan penyuntikan:
a. Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi
b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi
c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah
d. Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus
8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian
11. Cuci tangan


DOSIS OBAT
Dosis suatu obat : adalah dosis pemakaian sekali untuk peroral atau injeksi,Dalam pemberian terapi obat yg rasional, DOSIS OBAT merupakan faktor penting dlm menghasilkan efek yang diinginkan, bahkan dpt membahayakan jika terjadi OVER DOSIS.
Untuk menetapkan dosis yang tepat, perlu diketahui macam-macam dosis : 

DOSIS TERAPI (DT) 
Dosis individual yg tertulis di resep dg tujuan pengobatan 

DOSIS LAZIM (DL) 
Dosis yang tercantum di literatur yg lazimnya dapat menyembuhkan, dosis tersebut sebagai acuan dalam menetapkan dosis terapi per individual
Contoh : Erithromicin 
Sekali minum : 250 mg – 500 mg
Seharinya : 1000 mg – 2000 mg 

DOSIS MAKSIMUM (DM) 
Dosis terbesar yg dpt memberikan efek terapi tanpa menimbulkan bahaya
Contoh : Erithromicin 
Sekali minum : 500 mg
Seharinya : 4000 mg

FAKTOR YG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT :
Berat Badan 
Umur 
Luas permukaan tubuh 
Jenis kelamin 
Status patologi 
Toleransi 
Obat yg diberikan bersamaan 
Waktu pemakaian 
Bentuk sediaan dan cara pemakaian 


KONVERSI DALAM SISTEM MATRIKS
1 Gram ( g ) = 1000 miligram ( mg )
1 Liter ( l ) = 1000 mililiter ( ml )
1 Miligram = 1000 mikrogram ( µg )
Mililiter ( ml ) = cc
1 Sendok Teh ( sendok obat, sendok plastik ) = 5 ml
1 Sendok Makan = 15 ml

RUMUS MENGHITUNG DOSIS:

CLARK : w/70 x DM Dewasa
YOUNG : w/(n+20) X DM Dewasa 
DILLING : n/20 X DM Dewasa 
FRIED : m/150 X DM Dewasa 
COWLING : (n+1)/24 X DM Dewasa 
Keterangan :
W = Berat Badan ( Kg )
n = Umur ( tahun )
m = Umur ( bulan)


CARA MENGHITUNG DOSIS
BERDASARKAN BERAT BADAN (CLARK) 
W (Weight = BB (Kg)) / 70 X DM Dewasa 
Berapa dosis erithromicin untuk anak 5 tahun ( BB = 15 Kg ) jika dosis lazimnya 250mg 500mg sekali minum dan 1000mg-2000mg seharinya?
Jaw: Sekali minum = 15 Kg/70 Kg X 250mg-500mg
= 52.5mg -105 mg
Seharinya = 15 Kg/70 Kg X 1000mg-2000mg
=210mg – 420mg

BERDASARKAN UMUR
YOUNG ( n = UMUR KURANG DARI 8 TAHUN ) 
n (umur) / n + 12 X DM Dewasa 
Berapa dosis erithromicin untuk anak 5 tahun ( BB = 15 Kg ) jika dosis lazimnya 250mg-500mg sekali minum dan 1000mg-2000mg seharinya?
Jaw : Sekali minum = 5 / 5 + 12 X 250mg-500mg
=73.5 mg – 147 mg
Seharinya = 5 / 5 + 12 X 1000mg-2000mg
= 294 mg – 588 mg

BERDASARKAN UMUR
DILLING ( N = UMUR DIATAS 8 TAHUN )
n (umur) / 20 X DM Dewasa 
Berapa dosis erithromicin untuk anak 10 tahun ( BB = 15 Kg ) jika dosis lazimnya 250mg-500mg sekali minum dan 1000mg-2000mg seharinya?
Jaw : Sekali minum = 10 / 20 X 250mg-500mg
= 125 mg – 250 mg
Seharinya = 10 / 20 X 1000mg-2000mg
= 500 mg – 1000 mg

Rumus-Rumus


  1. Maternitas
  2.  Menghitung HPHT /Taksiran Persalinan (Rumus Naegle)
Hari + 7,  Bulan -3, Tahun + 1
  1. Menghitung Usia Kehamilan
Rumus Mac Donal :
TFU (cm)  = tuanya kehamilan dalam bulan
3,5 cm
  1. X (Bulan) = Tgl pemeriksaan – HPHT
    UK    = X x 4 ⅓
  2. Menghitung Usia kehamilan
  1. Menghitung Berat Badan Janin (Rumus Jhonson Tausak)
( MD – 12 ) X 155 = BB janin
MD :jarak simfisis pubis s/d fundus uteri
  1. Perhitungan ovulasi pada wanita
Menstruasi……14 hari……Menstruasi berikutnya (siklus 28 hari)
Menstruasi……21 hari……Menstruasi berikutnya (siklus 35 hari)
  1. Menghitung DJJ
Hitung selama 5 detik selang 5 detik hitung lagi 5 detik selang 5 detik lalu
Hitung lagi 5 detik, hasilnya teratur jika angka ke 1&3 sama.
  1. Menghitung Cairan
  1. Menghitung balance cairan
TPM = Total Vol infuse (cc) x Factor Tetesan
Lama waktu penginfusan(menit )
Factor tetesan
Makro  1 cc = 60 tetes
Mikro 1 cc = 15 tetes atau 1 cc = 20 tetes
  1. Menghitung jumlah tetesan infus
TPM= Volume cairan infus x faktor tetes normal
Lama pemberian x 60
  1. Menghitung Lama pemberian infus
LP =  Volume cairan infus x faktor tetes normal
Order tetesan x 60
  1. Menghitung cairan yg diberikan pd Px Luka bakar
Dewasa= RL 4 ml x BB x % LB
Anak = RL 2 ml x BB x % LB
8 jam First and 16 jam continued
  1. Kebutuhan cairan anak sesuai BB
100ml untuk Kg pertama
50ml untuk Kg kedua
25ml untuk Kg selanjutnya
Exc, Hitung kebutuhan cairan anak jika BB 26 Kg
Keb. Cairan     : (10×100)+(10×50)+(6×25)
                        : 1000+500+150
                        :1650 ml
  1. Rumus hitung cairan
Tetesan/menit= keb.Cairan (cc) Tetesan Dasar
Waktu                   60(dtk)
Kebutuhan Cairan (cc)  x ⅓ makro 1/1 mikro
Waktu (Jam)
  1. Contoh Soal
Cairan 500cc harus habis dalam 10 jam
Jawab: 500cc x ⅓ makro = 16,6 GTT/menit
10 jam
            Cairan 250cc dengan kecepatan 20GTT/ menit, Berapa habisnya cairan?
          Jawab: 250 x ⅓ = 20 GTT/menit
                        X
            X  = 250 x 1 = 4,16 makro
(20×3)
Jumlah CairanTetesanHabis Dalam
500 cc
500cc
500cc
500cc20GTT
30GTT
40GTT
60GTT8,33 Jam
5,55 Jam
4,16 Jam
2,77 Jam
  1. Pemberian obat
  1. Menghitung dosis berdasarkan perbandingan dgn dosis dewasa
Umur= (umur dewasa > 20 tahun)
a. Young : Da = (n / (n + 2)) x Dd
b. Dilling : Da = (n/20) x Dd
c. Cowling : Da = ((n+1)/24) x Dd
Luas Permukaan Tubuh (LPT dewasa 1,73 m2)
a. Crawford : Da = (LPTa/LPTd) x Dd
b. Denekamp :
Da = ((12LPTa + 13)/100) x Dd
Catatan : LPT = ((0,5738xbbxt)/(0,3964×0,024265))m2
Berat Badan (BB dewasa 70 kg)
a. Clark : Da = (Ba/Bd) x Dd
b. Augsberger :
Da = ((1,5B + 10)/100) x Dd
  1. Perhitungan dosis tablet/kapsul/obat cair/suntikan
X = (dosis yg diminta : dosis yg tersedia) x satuan yg ada
  1. Menghitung dosis obat untuk anak (Clark Rule)
Dosis anak = Permintaan x pelarut
Sediaan yg ada
Dosis Dewasa x Berat anak (Ponds)
50
1 Ponds = 2,2 kg
  1. Menghitung pengganti takaran obat
Obat sediaan = Obat yg diperlukan
Tablet       Tablet yg diperlukan
Contoh: Tersedia Amoxylin 30 mg tiap tablet diperlukan obat sebanyak 375 mg?
Jawab:                         30                    =          375 = 12,5 Tablet
1 Tablet                       X
  1. Kebutuhan cairan untuk Dehidrasi pd bayi Diare
BB x (D+M+C) cc
Dehidrasi (D) Ringan =5o cc/Sedang =80 cc/Berat =100 cc
Maintenance (M): Neonatus=140-120cc/ 0-1 Th=120-100cc/1-2 Th=100-90cc/2-4 Th=90-80cc
4-8 Th=80-70cc/8-12 Th=70-60cc/>12 Th=60-50cc
Concimetten Loss: Muntah=25cc/ BAB=25cc/ Muntah+BAB=30cc
  1. Pemberian Infus pada Neonatus
Jumlah Cairan= Keb. Cairan x BB
Keb.Cairan: NaCl 3% =2-4 Meq/KgBB         1Meq=2cc
KCl 3,75% =1-3 Meq/KgBB                        1Meq=2cc
Bicnat 7,5% =2-4 Meq/KgBB                     1Meq=1cc
Dectrose 10% Jumlah Selebihnya
  1. Pembuatan Larutan Saflon
Rumus: M1 x V1 = M2 x V2
Contoh: akan dibuat larutan Saflon 2% sebanyak 100 ml dengan sediaan larutan 20%. Berapa cairan Saflon yang diperlukan?
Jawab: 20% v1 = 0,2% Ml
  v1 = 0,2% x 100 = 20 1 ml (jumlah saflon)
                 20%        20
Jumlah Aquades yg diperlukan = v2-v1 = 100-1
Ml = 99 ml
  1. Pembuatan campuran obat skintest
Rumus: 1:9
Contoh: Amoxcylin 0,1cc dan aquades 0,9cc dalam spuit 1cc disuntikkan dengan undulasi 0,5-1 cm dan tunggu selama 15 menit hasilnya positif bila undulasi bertambah dan gatal (merah).
  1. Perhitungan Tes Rumple Leed
Rumus: Sistolik + Diastolik
                 2
Contoh: TD: 120/80 mmHg
Jawab: 120+80 =100mmHg
Ditahan selama 15 menit dan hasilnya positif bila dalam lingkaran 5cm terdapat lebih dari 10 bercak merah (ptechie).
  1. Perhitungan jumlah pemberian o2
Rumus: RR x volume tidal x 20%=ML
Contoh: Klien dengan RR 35x/menit harus mendapatkan o2 sebanyak
35×500 ML x 20% = 3500 ML = 3,5 Liter
  1. Perhitungan pengambilan obat untuk tes Mantouk
Rumus: Unit Yg Diperlukan
       Unit yg tersedia dalam ml
Contoh: Terdapat cairan PPD dalam vial 4cc dengan kandungan obat 1 ml= 50 unit (5tu) maka berapa yang diambil dalam vial?
Jawab: 5 unit  = 0,1 ml
            50 unit (dlm 1 ml)
Disuntikan IC dengan pembacaan hasil sesudah 24-72 jam. Untuk ATS diberikan 300 unit untuk dewasa dan separuhnya untuk anak anti tetanus.
  1. Perhitungan denyut nadi maksimal
Rumus: 220 – Umur (dalam tahun)
Contoh: Usia 20 tahun denyut nadi maksimalnya 200x/menit (saat olahraga stop apabila nadi sudah mencapai 200x/menit)
  1. Perhitungan BB Ideal
Rumus: BB x 100%
TB – 100
BB normal = nilai 90-100%
BB kurang, nilai kurang dari 90%
BB lebih, BB lebih dari 110%
Rumus (Bocca):
TB -100% Kg (pria TB < 160cm)
TB -100x 1 Kg (Wanita TB 150cm)
Contoh: Pria dengan TB 170cm harus memiliki BB ideal
(170-100)-10%=70-7 Kg (70×10%)= 63 Kg
  1. Rumus menghitung BB dan TB normal untuk balita diatas 3 tahun
Rumus: BB= 8-2 (Kg)
TB= 80-5n (cm)
Contoh: Balita usia 3 tahun memiliki BB normal 14 Kg dan TB 95 cm.
  1. Penilaian kesadaran dengan GCS
Mata (E):
4: Spontan membuka mata
3: Dengan perintah
2: Dengan rangsang nyeri
1: Tidak ada reaksi
Motorik (m):
6: Mengikuti perintah
5: Melokalisir nyeri
4: Menghindari nyeri
3: Fleksi abnormal
2: Ekstensi abnormal
1: Tidak ada reaksi
Verbal (V):
5: Orientasi baik
4: Disorientasi waktu & tempat, tapi dapat mengucapkan kalimat
3: Hanya mengucapkan kata-kata
2: Mengerang
1: Tidak ada reaksi
  1. Penilaian AFGAR Score
Klinis
0
1
2
Warna kulit (A)
Pulse (P)
Reflek (G)
Tonus (A)
Nafas (R)Biru/ Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lunglai
Tidak adaBadan merah Ekstremitas Biru
<100x/menit
Menyeringai
Fleksi
Tidak teraturSeluruh badan merah
>100x/menit
Menangis kuat
Aktif
Kuat, Teratur
0-3 Aspiksia berat, 4-7 Aspiksia sedang, 7-10 Normal
  1. Kekuatan Otot
0: tidak ada kontraksi
1: terdapat kontraksi tapi tidak bisa bergeser
2: hanya ada pergeseran dan pergerakan sendi
3: dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi, tapi tidak bisa melawan
4: dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat melawan tahanan (lemah)
5: dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh
Catatan:                       L Ka                L Ki
                        K Ka               K Ki
  1. Tajam penglihatan
6/6       : Bisa membaca dengan benar huruf pada Snelen Chart dan orang
  • orang normal pun dapat melakukanny (jarak 6 m)
6/30     : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6m, sedangkjan orang
normal bisa membaca pada jarak 30m.
3/60     : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dengan benar
pada jarak 3m sedangkan orang normal 60m.
1/300   : Hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak 1m, orang normal
300m.
1/-        : Hanya bisa merasakan sinar saja
0                     : Buta total
  1. Pemeriksaan pendengaran dan diagnosanya
RinnerWeberSchwabachDiagnosa
+Tidak ada lateralisasiSama dengan pemeriksaNormal
-Lateralisasi ke telinga sakitMemanjangTuli konduktif
+Ke vg sehatMemendekTuli sensori
Tes rinner        : membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang
pendengaran
Tes weber        : mwmbandingkan hantaran tulang kiri dan kanan
Tes schwabach:membandingkan hantaran tulang pendengaran klien
dengan pemeriksa
18. Stadium Tumor Nasofaring
I           : Tumor dinasofaring
II         : Meluas kerongga hidung sinus sfenoid
III        : Meluas ke sinus maksila, etmoid rongga mata dan pipi
IV        : Meluas ke rongga intra kranial
19. Stadium Ca Cerviks
0                    : insitu karsinoma di epitel
1                    : terbatas di serviks
2                    : menyebar ke luar serviks 2/3 bagian atas vagina dan parametrium
3                    : sudah mencapai dinding panggul
4                    : matasate ke rektum, vesika urinaria dan organ lain
20. Derajat luka bakar
Stadium 1        : pada epidermis (sembuh 5-7 hari)
Stadium 2        : pada dermis (sembuh 16-21 hari)
Stadium 3        : sudah mencapai subkutis
21. Klasifikasi Denyut Nadi
0                    : tidak teraba adanya denyut
1                    : denyutan berkurang dan sulit diraba
2                    : normal, teraba dengan mudah dan tidak mudah lenyap
3                    : denyutan kuat dan seperti memantul terhadap ujung jari
22. Klasifikasi dalam oedema
1+        : depresi 2mm
2+        : depresi 4mm
3+        : depresi 6mm
4+        : depresi 8mm
23. Pemberian oralit diberikan setiap mencret/muntah
< 1 th   : 50-100cc
1-5 th   : 100-200cc
>5 th    : 200-300cc
Dewasa: 400-500cc
24. Pemberian imunisasi menurut umur
Umur
Antigen
2        Bulan
3        Bulan
4        Bulan
9    BulanBCG, DPT, polio 1
Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2
Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3
Hepatitis 3, Campak, Polio 4
25. Pemberian Suction
  1. Ukuran Kateter Penghisap
Usia
Ukuran
  1. Neonatus
6-8 Fr
  1. Bayi s/d 6 bulan
6-8 Fr
  1. 18 bulan
8-10 Fr
  1. 24 bulan
10 Fr
  1. 2-4 tahun
10-12 Fr
  1. 4-7 tahun
12 Fr
  1. 7-10 tahun
12-14 Fr
  1. 10-12 tahun
14 Fr
  1. Dewasa
12-16 Fr
  1. Regulator Vacum yang digunakan
Alat Vacum( mmHg )
  1. Bayi
60-100 mmHg
  1. Anak-anak
100-120 mmHg
  1. Dewasa
120-150 mmHg
Alat Vacum(inci Hg)
  1. Bayi
3-5 inci Hg
  1. Anak-anak
5-10 inci Hg
  1. Dewasa
7-15 inci Hg